AKSI NYATA TOPIK 4 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DAERAH PERBATASAN
AKSI NYATA TOPIK 4
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DAERAH PERBATASAN
oleh: Risky Supriati F4290241016
Instruksi:
Pada akhir pembelajaran setiap topik, Anda diminta untuk merefleksikan pembelajaran dalam blog masing-masing sebagai salah satu aksi nyata. Anda bisa menceritakan refleksi Anda dengan caranya masing-masing, bisa narasi yang dilengkapi visual, ataupun narasi saja, atau model kreatif lainnya, atau dalam LMS yang sudah disediakan.
Mulai dari Diri
Eksplorasi Konsep
1. Menurut Anda, bagaimana proses pembelajaran tersebut dilakukan?
a. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivis, karena peserta didik aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui aktivitas interaktif, seperti menyusun kalimat berdasarkan kata yang diambil dari kotak.
b. Dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dan kolaboratif, karena peserta didik secara langsung terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang membutuhkan kreativitas dan kerja sama, terutama jika dilakukan dalam kelompok kecil.
c. Dengan menggunakan metode dan teknik pembelajaran permainan edukatif, yang membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik, sekaligus meningkatkan keterampilan berbahasa mereka.
2. Pernahkah Anda mengajar atau memfasilitasi proses belajar dengan cara yang selaras dengan yang dilakukan pengajar dalam video tersebut?
a. Bila ya, bagaimana pengalaman Anda waktu itu? Dan apa yang akan Anda lakukan berbeda dari pengajar tersebut?
Ya, saya pernah menggunakan permainan kotak kata untuk mengajarkan Bahasa Inggris. Pengalaman tersebut sangat menyenangkan karena peserta didik terlihat antusias dan termotivasi untuk berpartisipasi. Mereka berlomba-lomba menyusun kalimat yang kreatif, sehingga suasana kelas menjadi hidup.
Namun, jika dibandingkan dengan pengajar dalam video, saya akan lebih memperhatikan alokasi waktu agar semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk bermain, serta memberikan variasi kata yang lebih menantang untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka.
b. Bila tidak, apakah Anda tertarik untuk melakukannya?
Saya hanya pernah melakukannya ketika mengajar bimbel bahasa Inggris dengan jumlah murid sebanyak 10. Saya tertarik untuk melakukan strategi kreatif permainan kotak kata dari bapak guru sdn 12 buwun mas ntb dengan setting jumlah dan tingkatan peserta didik yang bervariasi.
Nama Kelompok : Alfian Herlambang
Devi Tanti Normalita
Puspa Kusuma Dewi
Risky Supriati
Yunike
Mata Kuliah : Pengajaran dan Pendidikan di Daerah Perbatasan
Topik : Model-model pembelajaran di daerah perbatasan
https://www.youtube.com/watch?v=iikRy8LKiqI (menit 34:00 - 36:30)
Pendekatan pembelajaran apa yang digunakan?
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan berbasis kontekstual atau lebih spesifik, pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Pada video tersebut dapat kita lihat bahwa guru membawa siswa ke lokasi yang relevan (pantai) untuk belajar secara langsung dengan menggunakan media yang tersedia di lingkungan tersebut, seperti pasir. Hal ini sesuai dengan prinsip kontekstual learning dimana materi pelajaran yang dipelajari harus dihubungkan dan dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari siswa yang mana mereka sebagai anak pantai terbiasa bermain dan beraktivitas di pasir pantai. Prinsip lain dari pendekatan ini adalah siswa harus diajak belajar aktif. Hal ini telah diterapkan oleh guru di video yaitu saat guru tersebut mengajarkan siswa prinsip konversi panjang satuan panjang dengan menggambar tangga-tangga satuan memanfaatkan pasir di pantai. Kemudian siswa secara aktif melompat-lompat sesuai dengan satuan yang harus mereka ubah. Dari prinsip-prinsip tersebut yang telah diterapkan oleh guru dapat kita simpulkan bahwa guru tersebut menggunakan pendekatan berbasis kontekstual berbasis pengalaman. Pendekatan ini memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman praktis dan pengamatan langsung, yang meningkatkan daya ingat dan pemahaman mereka tentang materi karena terkait dengan kehidupan sehari-hari. Ini juga memanfaatkan pembelajaran konstruktivis, di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan dan objek di sekitar mereka.
Apa yang melatarbelakangi penggunaan pendekatan tersebut?
Berdasarkan keterangan pada video yang telah kami tonton, guru melaksanakan pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual atau pembelajaran berbasis pengalaman yaitu mengajarkan matematika materi satuan panjang kepada siswa-siswa di pantai dengan menggunakan pasir sebagai media belajar. Penerapan pendekatan kontekstual ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan siswa-siswa tersebut akan pengalaman nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari yang mereka alami. Kenyataan pembelajaran tradisional yang banyak terjadi di sekolah adalah teacher-centered, bersifat abstrak, hanya berfokus pada hafalan sehingga siswa kurang dapat mengaplikasikan materi yang mereka pelajari ke kehidupan nyata. Hal ini membuat siswa kehilangan motivasi untuk belajar serta menumpulkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan kolaboratif. Penerapan pembelajaran berbasis kontekstual dapat meningkatkan minat belajar siswa karena pendekatan ini menggunakan aktivitas yang menyenangkan dan menarik serta melibatkan fisik dan pengalaman nyata. Hal tersebut dapat membuat anak-anak lebih mudah mengingat prinsip atau materi yang diajarkan. Selain itu juga agar siswa-siswa lebih antusias dan semangat untuk belajar karena merasakan suasana yang berbeda dengan ruangan kelas.
Darimana sumber referensi atau inspirasi dari guru tersebut?
Referensi pertama yang mungkin digunakan oleh guru tersebut adalah teori pendidikan yang berhubungan dengan kontekstual learning. Salah satu teori yang dapat digunakan adalah teori konstruktivisme oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky dimana siswa harus membangun sendiri pemahaman mereka dengan merasakan pengalaman belajar langsung. Selain teori belajar, pengalaman pribadi guru juga dapat dijadikan sebagai acuan dan sumber inspirasi untuk guru menciptakan pembelajaran kontekstual yang lebih bermakna. Sumber terakhir yang mungkin dijadikan landasan guru untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual khususnya pembelajaran langsung di pantai adalah budaya dan kebiasaan lokal yang dilakukan oleh siswa di kehidupan sehari-harinya. Pada video ini dapat kita lihat bahwa budaya dan kebiasaan siswa yang diangkat oleh guru adalah kebiasaan siswa-siswa bermain dan beraktivitas di pantai. Sehingga untuk menciptakan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, guru mengajak siswa untuk belajar aktif di pantai agar tercipta pembelajaran yang lebih bermakna. Dari sumber-sumber yang telah digunakan oleh guru di video tersebut, dapat kita simpulkan bahwa guru yang kreatif dapat menggunakan berbagai macam sumber sebagai inspirasi dan akan selalu mencari cara untuk memanfaatkan sumber daya dan lingkungan sekitar untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Apa isu-isu penting yang menurut Anda berkaitan dengan pendekatan yang digunakan guru di dalam video tersebut?
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang sangat bermanfaat apabila dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi ada beberapa isu-isu penting yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan oleh guru agar pembelajaran menjadi efektif dan bermakna. Isu penting pertama yang perlu diperhitungkan adalah bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh guru untuk memastikan bahwa fokus siswa selama pembelajaran terjaga. Mengingat aktivitas yang dilakukan di tempat terbuka seperti pantai akan mendapatkan banyak hal-hal yang tidak terduga yang dapat menjadi distraksi dan mengalihkan perhatian siswa dari materi yang diajarkan. Isu lain yang juga tidak kalah penting adalah keamanan diri siswa. Saat belajar di luar ruangan khususnya di tempat-tempat yang berbahaya seperti pantai, sungai atau hutan. Guru harus memikirkan resiko yang dapat mengancam keamanan siswa seperti cedera fisik akibat berlari atau melompat, gangguan lingkungan seperti ombak dan angin yang kuat. Resiko-resiko tersebut harus dipertimbangkan dan dicegah sehingga terhindarkan cedera fisik dan hal-hal berbahaya lainnya. Guru dapat memberikan pengawasan yang lebih ekstra ketika membawa siswa ke alam terbuka. Guru juga perlu melakukan koordinasi dengan orang tua siswa untuk pelaksanaanya.
Demonstrasi Kontekstual
Elaborasi Pemahaman
Koneksi Antar Materi
Apa yang Anda dapat simpulkan dari pembelajaran dari pertemuan pertama hingga saat ini?
Pembelajaran dari pertemuan pertama hingga saat ini menekankan pentingnya inovasi dalam metode pengajaran di daerah perbatasan. Mengintegrasikan teknologi sederhana, membangun karakter siswa, dan mengembangkan profesionalisme guru adalah kunci untuk menciptakan pendidikan yang relevan dan efektif meskipun menghadapi keterbatasan geografis, sosial, dan fasilitas. Saya juga belajar mengenai Contextual Approach yakni terdapat 5 prinsip relating, experiencing, applying, cooperating and transferring, Implementasi Standar nasional Pendidikan.
Menurut Anda, apa kompetensi atau kemampuan yang diperlukan untuk mengajar di daerah perbatasan?
Kompetensi yang diperlukan meliputi:
Kemampuan adaptasi teknologi untuk menggunakan media pembelajaran yang sederhana dan mudah diakses.
Keterampilan komunikasi efektif untuk membangun hubungan baik dengan siswa yang memiliki latar belakang beragam.
Kemampuan manajemen kelas yang fleksibel untuk menghadapi tantangan fasilitas dan sumber daya terbatas.
Komitmen pada penguatan karakter siswa, seperti menanamkan nilai nasionalisme dan integritas.
Sejauh ini, bagaimana kesiapan Anda untuk mengajar di daerah perbatasan? Apa potensi yang sudah Anda miliki? Dan apa kemampuan yang masih perlu dikembangkan?
Kesiapan: Saya merasa cukup siap dalam hal pemahaman kebutuhan pendidikan di daerah perbatasan, tetapi masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.
Potensi yang dimiliki: Saya memiliki pemahaman tentang pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran, kemampuan untuk membangun komunikasi yang baik, serta komitmen untuk memajukan pendidikan di wilayah tertinggal.
Kemampuan yang perlu dikembangkan:
Peningkatan keterampilan teknis, seperti penggunaan aplikasi pendidikan yang lebih luas.
Penguasaan metode pengajaran diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam.
Pengembangan strategi untuk menciptakan budaya sekolah yang mendukung pembelajaran berbasis karakter.
Refleksi
Konteks dan Kondisi Daerah Perbatasan
Daerah perbatasan sering kali mengalami keterbatasan infrastruktur pendidikan seperti kurangnya sekolah, fasilitas pendukung yang memadai, serta kekurangan guru. Berita dari berbagai media mengungkapkan bahwa anak-anak di daerah perbatasan harus menempuh perjalanan jauh untuk mencapai sekolah, bahkan melewati kondisi geografis yang sulit seperti sungai tanpa jembatan atau jalan berlumpur.
Kebutuhan Akan Guru Berkualitas
Kekurangan tenaga pengajar menjadi isu utama. Banyak guru enggan ditempatkan di daerah perbatasan karena keterbatasan akses dan fasilitas. Dalam situasi ini, model pembelajaran berbasis teknologi atau kolaborasi guru lokal menjadi solusi sementara.
Model Pembelajaran Berbasis Komunitas
Melibatkan komunitas lokal dalam proses pendidikan menjadi strategi penting. Orang tua, tokoh adat, dan masyarakat sekitar dapat mendukung pendidikan informal di luar jam sekolah. Ini relevan dengan filosofi pendidikan berbasis budaya lokal, yang juga memperkuat identitas nasional di wilayah perbatasan.
Model Pembelajaran yang Disarankan
Pembelajaran Kontekstual Model dengan lima prinsip yakni relating, experiencing, applying, cooperating, dan transfering.
Guru Menginap (Guru Singgah) Program di mana guru tinggal sementara di desa terpencil selama beberapa waktu sebelum kembali ke pusat menjadi solusi untuk kekurangan guru di daerah perbatasan. Pendekatan ini sudah mulai diterapkan di beberapa wilayah perbatasan Indonesia.
Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Menyesuaikan materi pembelajaran dengan kearifan lokal tidak hanya memperkuat identitas siswa, tetapi juga memotivasi mereka untuk belajar. Misalnya, di daerah perbatasan dengan komunitas adat Dayak, pendidikan dapat mencakup pembelajaran tentang lingkungan lokal dan seni tradisional.
Penutup
Pembelajaran di daerah perbatasan memerlukan pendekatan yang kolaboratif, kontekstual, dan adaptif. Dengan menghadirkan model pembelajaran yang inovatif dan berbasis bukti, kualitas pendidikan di perbatasan dapat ditingkatkan, sehingga anak-anak di wilayah ini memiliki peluang yang sama untuk berkembang seperti anak-anak di daerah lain di Indonesia.
Terima Kasih <3
Post a Comment
0 Comments