Review
Review #2 – Sunkyunkwan Scandal 2, Jung Eun Gwol
Judul: Sungkyunkwan Scandal 2 (Skandal di Sungkunyunkwan 2)
Penulis: Jung Eun Gwol
Penerjemah: Adji Annisa Zakiadini
Penerbit: NouraBooks, PT Mizan Publika (Cetakan 1, Oktober 2012)
Halaman: 394
Harga: 0 (Buku pinjaman, hihihi)
Rating: 5/5
Sungkyunkwan Scandal 2 merupakan lanjutan dari novel pertamanya Sungkyunkwan Scandal 1. Hadir dengan konflik yang lebih menarik dan beberapa rahasia yang terbongkar. Serta bagaimana kisah mereka berempat ini berakhir. Supaya lebih mudeng saya sarankan baca terlebih dahulu yang pertama, Review #1 – Sungkyunkwan Scandal 1.
Saya kembali gregetan dengan kisah sambungan ini. Dan saya jatuh hati pada tokoh Geol Oh. Saya lebih suka tokoh Geol Oh daripada yang lainnya, ya jadinya Geol Oh banyak saya singgung ya disini. Hehe.
Ini bagian terfavorit saya:
( Pada saat menikmati kesendiriannya, tiba-tiba Yoon Hee mendengar sesuatu. Dia pun merapatkan tubuhnya di dalam air. Tak lama kemudian, sekali lagi terdengar suara seseorang melompati tembok dan menginjak genteng... Dia bertelanjang kaki. Terdengar suara seseorang... Dipeluknya pakaiannya erat-erat dengan tergesa-gesa dan segera bersembunyi di tempat yang memungkinkan...
“Kak Geol Oh! Ini di Bibokcheong (nama ruangan usang tempat menyimpan barang-barang). Sadarlah kakak harus tidur di asrama.”
Bagaimanapun kerasnya Yoon Hee mengguncang-guncangnya. Geol Oh tidak terbangun...
“Apa Kakak pingsan karena mengira aku setan?”
Kali ini Yoon Hee meninjunya dan berteriak, “Hei Kak Geol Oh! Kalau Kakak tidak bangun, aku akan memanggilmu ‘Penjahat’.”
...
Dia berhenti memukulinya. Dilihatnya darah menetes dari badan Geol Oh. Bagian samping tubuh Geol Oh berlumuran darah. Yoon Hee luput memperhatikannya saat memukulinya tadi. Dengan wajah memucat ketakutan, Yoon Hee gemetar memanggilnya.
“Ka... Kak Geol Oh. Kakak belum mati, kan? Tolong buka matanya. Tolong gerakkan saja kelopak matanya.”
Entah karena mendengar kata-kata Yoon Hee yang menyebutnya sudah mati. Geol Oh membuka sedikit kelopak matanya yang bergetar itu perlahan-lahan.
“Apa kau... Shik?”
“Ya! Saya Shik. Yoon Shik, si Daemul.”
“Mengapa kau kemari...?”
Yoon Hee merasa lega, air matanya sampai menetes.
“Syukurlah. Saya lega sekali.”
Sambil memejamkan mata. Geol Oh menyunggingkan senyumnya.
“Dasar kau ini. Kau memukuliku, lantas saat aku bangun, kau menangis?”
“Se... sejak kapan Kakak bangun?”
“Sejak kau memukuliku. Memangnya aku ini mayat, tidak bangun-bangun juga setelah dipukuli seperti itu?”
...
Geol Oh duduk dengan susah payah, kembali sadarkan diri. Dia tersenyum kepada Yoon Hee yang sudah kembali... Kemudian, dibukanya baju Geol Oh yang basah dan melepaskan semua dopo (baju luar) dan cheogorinya (kaus dalam).
“Pelan-pelan. Kalau kau merangsangku seperti ini, entah apa yang akan kulakukan kepadamu.”
“Dalam keadaan begini?”
“Yang terluka, kan, hanya sisi tubuhku, yang lain baik baik saja.”
“Kalau mulut Kakak juga terluka, pasti itu lebih menarik.”
“Bicara apa kau ini? Bukankah tadi kau menangis?”
...
Geol Oh mengambil jerami dari rambut Yoon Hee dengan jarinya. Dan, dengan hati-hati, dia membelai rambut Yoon Hee di sela-sela jarinya. Dirasakannya rambut Yoon Hee yang lembap dan lembut, “Apa dia benar-benar seorang wanita?”
“Sepertinya rambutmu berbeda dengan rambutku...”
Yoon Hee tidak sempat menatap matanya, sibuk merawat lukanya. Kemudian, dia menyahut, “Seperti kepribadian setiap orang yang berbeda-beda, rambut pun berbeda-beda.”
...
Dengan segera, Geol Oh memeluk Yoon Hee. Yoon Hee kaget lalu mendorong Geol Oh agar menjauh dan meronta-ronta, tetapi sia-sia.
“Kak Geol Oh! Apa-apaan ini? Le ... lepaskan saya!”
“Bagaimana kau bisa selembut ini?”
“Sa ... saya laki-laki. Mengapa Kakak seperti itu?”
“Kalau memang laki-laki, mengapa kau bisa selembut ini?”
“Kalau memang laki-laki, mengapa kau bisa selembut ini?”
“Saya bilang lepas!”
“Kau lembut sekali, lalu apa urusannya dengan laki-laki? Kalau kau suka kupeluk, ya sudah.
...
Setelah itu, Geol Oh tertawa terpingkal-pingkal dan melonggarkan dekapannya. Yoon Hee segera melepaskan diri darinya. )
Dia memeluk Yoon Hee, So sweet banget adegan mereka berdua. Saya malah kurang dapat feel nya ketika momen Yoon Hee dan Seon Joon. Terlalu datar menurut saya.
Kisah kisah di dalam novel ini sangat sulit menjelaskannya kembali dan sebaiknya anda baca sendiri ya. Saya lebih suka romansanya, hehe. Konflik novel ini, Seon Joon berusaha menjauhi Yoon Hee. Dia merasa berdosa karena menyukai sesama jenis. Namun untunglah akhirnya Yoon Hee mengaku kepada Seon Joon. Bukan main bahagianya Seon Joon, apa yang diimpikannya menjadi kenyataan. Impiannya yaitu seandainya pemuda cantik seperti Yoon Hee itu merupakan seorang wanita. Adegan pengakuan di sini sedikit vulgar ya. Hmm. Saya tak sanggup menjelaskannya.
Yah, kemudian kisah mereka berlanjut. Endingnya bagus, berakhir bahagia. Tapi tetap saja tidak sesuai keinginan saya. Saya maunya Yoon Hee menikah dengan Geol Oh. Tapi sayang, dia tetap menikah dengan Seon Joon. Ending novel berbeda dengan ending di drama ya. Di novel endingnya sangat menyedihkan bagi saya. Mungkin Geol Oh sudah merelakan Yoon Hee untuk Seon Joon. Ending di novel seperti ini.
(...
Suatu hari pada musim semi yang hangat dan menyenangkan, Geol Oh dan Yong Ha tertelungkup di hadapan Kaisar di Seonjeongjeon. Kaisar menyingkirkan dokumen-dokumen tebal ke samping dan setelah membetulkan posisi duduknya, Kaisar bertanya, “Mengapa Moon Jae Shin dan Goo Yong Ha saja yang datang? Aku juga memanggil yang lainnya.”
Yong Ha semakin merundukkan badannya dan menjawab, “Hamba ingin memberitahukan bahwa hari ini adalah hari pernikahan Lee Seon Joon ...”
“Oh! Kabar itu rupanya. Hari pernikahan itu ternyata hari ini, ya. Kalau begitu, biarkan saja soal Lee Seon Joon. Mengapa Kim Yoon Shik juga tidak datang?”
...
Tak jauh dari istana, Yong Ha dan Geol Oh menunggang kuda menuju rumah Yoon Hee. Di punggung kuda, terdapat hadiah pemberian Kaisar. Mereka tidak tahu apa yang ada di dalamnya. Berbeda dengan Geol Oh yang terkesan serius, Yong Ha memakai cheopseon-nya(kipas tangan) yang tidak sesuai dengan musim itu. Sambil menari-narikan bahunya, dia bersenandung, membuat keributan... Geol Oh merasa tidak sabar, lalu berseru,”Eh, bisa diam tidak?!”
...
Tawa Yong Ha dan celaan Geol Oh itu terdengar membahana hingga ke langit. Perang mulut yang tak putus-putus di antara mereka itu mengusik dahan pohon, mengusik derap kuda mereka, dan membuat angin berembus kencang saat mereka berlalu melewatinya. [] )
Finally great also amazing novel and I recommended this to Korean Lovers. Saya suka sekali dengan novel ini. Ingin menjadikannya koleksi pribadi perpustakaan mini saya di kamar. Tapi, saya memikirkan dompet saya yang belum tebal ini. Hehe. Semoga reviewnya bermanfaat!
Monday, 5th September 2016.
Post a Comment
0 Comments